Kamis, 12 Juni 2008

Seringkali seseorang, atas nama suatu institusi meminta peta dengan bunyi permintaan; "Peta Indonesia 3 set".
Permintaan yang mudah dipenuhi dan sekaligus paling susah dikabulkan oleh komuniti pembuat peta. MENGAPA? Peta, merupakan gambaran permukaan bumi, berikut dengan segala kondisi konturnya yang datar atau mungkin sangat ekstrim terjal. Sedangkan luas wilayah NKRI yang membentang dari Sabang sampai Merauke (bukan mengikuti iklan salah satu mie instan) mencakup area yang sangat luas. Tentu saja luasnya area ini mempunyai kelengkungan, namun harus digambarkan pada satu bidang datar yang disebut peta. Nah, kalau bidangnya cukup luas, maka akan terjadi ketidak konstannya pemekaran dan penciutan antar daerah satu dengan lainnya. So, perlu adanya pembagian bidang/lembar peta, menyesuaikan dengan skala yang dibuat. Itulah mengapa perlu adanya sistem proyeksi dan penentuan model lembar peta. (Terima kasih kepada Bapak Ibu Dosen yang telah mengajarkan mata kuliah ini). Dengan demikian, penyebutan peta se Indonesia dengan hanya menyebut 1 set, perlu didifinisikan lebih lanjut, skala berapa, yang artinya, 1 set itu akan memberikan perhitungan berapa lembar wilayah indonesia ini akan dipetakan.
Itulah jawaban, mengapa permintaan 1 set peta Indonesia merupakan satu permasalahan yang mudah sekaligus susah bagi pembuat peta.

Jumat, 30 Mei 2008

30 May, 32 years ago, in Timtim


30 Mei merupakan hari bersejarah bagiku.
Andaikan pada tanggal 30 Mei, 32 tahun yang lalu, kejadiannya tidak seperti itu;
Siapakah aku ini?
Akan jadi apakah aku sekarang?
Siapakah orang-orang yang aku cintai yang berada di sekelilingku?
Selalu saja masih menjadi suatu impian dan doa yang sangat besar yang aku panjatkan kehadirat Allah SWT, semoga aku ini diberi kesempatan untuk - barangkali sekali saja dalam hidupku - bertemu seseorang yang tidak pernah aku ingat, mungkin hanya dalam mimpi. Selalu dalam doaku, aku tambahkan, Ya Allah, berilah kesempatan kepada hambaMu ini, untuk dapat bertemu dan bercakap-cakap dengannya.
Dalam 5 tahun pertama dalam hidupku, apa yang bisa aku ingat dengan seseorang ini? Kenangan apa yang ada dalam memoriku? Rasanya aku tidak punya kenangan apa-apa dengannya. Kalau aku tidak mendengar cerita tentang dia, aku akan kehilangan segalanya.
Astagfirullah… apakah aku berdosa karena menyesali nasib? Mempertanyakan hikmah yang sekarang aku terima?


Selasa, 27 Mei 2008

Mengapa sekolah disebut bagus?

Banyak terjadi perbedaan pendapat antara menyekolahkan anak di tempat yang "biasa-biasa saja" versus "bagus".
Perbedaan pendapat lainnya adalah semua tergantung kualitas anak. Apabila anak yang dikaruniai nilai "plus" oleh sang Maha Pencipta, maka akan disekolahkan dimana saja tetep nilai "plus" nya akan kelihatan. Sebaliknya, si anak disekolahkan ke sekolah "bagus" mana saja, kalau memang dia tidak ada nilai "plus" apalagi kalau "kurang", maka hasil akhirnya tetap "biasa saja" atau tetap sama.

Sebenarnya pendapat tersebut bisa dikatakan ada benarnya, namun tetap saja saya sebagai penulis skenario blog ini tidak sependapat dengan orang-orang yang berpendapat demikian.

Anak harus disekolahkan di sekolah "bagus".
Kalimat utama tersebut harus ada dalam setiap benak orang tua. Itu harus.
Mengapa? Anak yang 'bagus', dengan sekolah di tempat bagus, hasilnya pasti 'lebih bagus'
Anak yang 'biasa', dengan sekolah di tempat bagus, hasilnya 'bagus'

Sekolah yang 'bagus' bagaimana?
Fasilitas pendidikan harus lengkap. ICT, laboratorium (fisika, biologi, kimia, bahasa), bahasa pengantar dilengkapi dengan bahasa internasional, fasilitas olah raga dan seni (untuk menunjang keperluan keseimbangan IQ dan EQ).
Mestinya dengan kelengkapan fasilitas, dana pendidikan lebih mahal? Tentunya demikian.
Nah, yang tidak kalah pentingnya, sekolah bagus adalah sekolah yang mampu merangsang setiap individu siswa untuk berkompetisi untuk maju dengan tingkat kompetisi yang tinggi.
Dengan sesama teman sebagai kompetitor, maka nilai 9 atau bahkan nilai 10 bukan sebagai tujuan utama, namun tujuannya adalah menggali lebih dalam, ada apa dibalik nilai 10 tersebut, apa prestasi berikutnya setelah nilai 10, akan dibawa kemana nilai 10, akan dipakai untuk apa nilai 10, dan segudang pertanyaan lebih lanjut.

Minggu, 27 April 2008

Internasional night

Apa makna internasional night?

Itulah, pengenalan terhadap masing-masing kebudayaan yang direpresantasikan dalam hidangan dan penampilan, baik berupa tari atau nyanyian/lagu.
Pada kesempatan "International Night" pada bulan Oktober 2002 di Defence International Training Centre (DITC), kami TNI/PNS yang sedang belajar di DITC, Laverton-Victoria, ikut meramaikan Int' Night dengan menyajikan sate, gado-gado, dan nasi goreng Indonesia sebagai makanan khas kami. Sedangkan untuk tampilan panggung, kami mempersembahkan lagu Alusiau dari Batak dan Poco-poco.
Yang membanggakan, lagu Alusiau pada International Night 2002 tersebut menjadi sountrack film DITC yang resmi diedarkan untuk seluruh pusat pendidikan bahasa di TNI, serta pusat pendidikan bahasa Armed Forces negara ASEAN lainnya.
====================================
A L U S I A U


Alusiau – alusiau

Maragam ragam do anggo sita-sita dihita manisi-a
Marasing-rasing do anggo pangidoan diganup-ganup jolma
Hamoraon hagabeon hasangapon
Ido di lului nade ba
Dinadeba asalma tarbarita goarna tahe

Anggo di au tung asing do sita-sita asing pangidoangku
Mansai ambal pe unang pola mangissak hamu tahe di a u
Sasudena nahugoari I da dai saut di a u
Sita-sita di autung asingsi tutu do tahe

Tung holong ni roham di sambing do nahuparsitta-sita
Tung denggan ni basam ba sambing do na hu paima I ma
Asini roham ma ito unang loas au mai la
Beha roham dokma hatam alusiau

Alusiau – alusiau 2x

Rabu, 23 April 2008

Atlas dan Peta; Mengapa Perlu?


Ilustrasi
Apabila kita di Jakarta dan mendapatkan perintah untuk pergi ke Surabaya, dengan tugas tambahan mendapatkan data lainnya di Bojonegoro, bagaimana kita memanfaatkan waktu dan menentukan cara yang paling efisien menuju ke kedua kota tersebut? Apabila pilihan yang disodorkan hanya dengan menggunakan angkutan umum, pastilah pilihan jatuh pada 2 jenis angkutan umum yang ada yaitu menggunakan jasa bis atau kereta api jurusan Jakarta-Surabaya, dengan melalui jalur selatan atau pantura. Nah, karena harus singgah ke Bojonegoro, ternyata pada jalur bis, baik melalui pantura maupun selatan, tidak mempunyai akses menuju kota Bojonegoro. Adakah alternatif yang lain? Setelah melakukan pencarian lokasi kota tersebut di peta, ternyata jalur utara kereta api Jakarta-Surabaya membelah kota Bojonegoro, sehingga penumpang kereta api dapat langsung turun di stasiun Bojonegoro. Dengan pilihan jenis dan rute kendaraan umum yang tepat, kita dapat mencapai Bojonegoro dan Surabaya dengan lebih efisien, baik dari segi waktu maupun biaya.

Peta dan Atlas; Pentingkah?
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa mobilitas manusia saat ini semakin tinggi. Sebagian besar masyarakat, terutama masyarakat perkotaan mempunyai kepentingan untuk pergi ke wilayah lain dengan berbagai keperluan, baik urusan pekerjaan maupun kepentingan keluarga. Kebutuhan manusia untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya pasti mendatangkan berbagai permasalahan yang harus dipikirkan bagi pelaku, baik dari segi waktu, tenaga maupun biaya yang harus dikeluarkan.
Perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain bisa menjadi perjalanan yang amat membingungkan, namun pada kesempatan lain mungkin sangat mudah dan lancar. Ketidakpastian untuk menuju suatu tempat dapat diakibatkan karena ketidaktahuan akan lokasi yang dituju, atau mungkin juga karena tidak tahu dan tidak dapat membayangkan, harus lewat mana untuk sampai ke tempat tersebut, kira-kira perlu waktu berapa lama, dan sebagainya. Tetapi pada kesempatan lain mungkin saja perjalanan itu menjadi suatu kegiatan yang dapat dilakukan dengan mudah dan lancar, karena daerah yang dilalui maupun daerah tujuan dikenal dengan baik. Di sisi lain, ada kemungkinan meskipun daerah tersebut tidak dikenal, namun perjalanan dapat dilakukan dengan nyaman dan penuh keyakinan, karena adanya informasi yang memadai tentang daerah tersebut. Kemudahan tersebut dapat diperoleh dengan adanya peralatan yang dapat menunjukkan sekaligus menggambarkan suatu tempat, yaitu berupa peta atau atlas, baik dalam bentuk hardcopy/kertas maupun digital.

Peta atau Atlas?
Sampai saat ini, pengetahuan tentang peta dan atlas masih merupakan satu mata pelajaran yang diberikan di Sekolah Dasar (SD) sebagai bagian dari pelajaran IPS. Hal ini menandakan bahwa pengetahuan tentang lokasi suatu kota atau negara sangatlah penting untuk dimiliki, sehingga sudah dikenalkan sejak dini. Pengenalan lokasi secara global kepada siswa SD diberikan menggunakan media atlas dunia untuk mengenal lokasi negara-negara yang ada di dunia. Di sisi lain, pada tahap jenjang pendidikan tertentu yang khusus mempelajari pembuatan dan penggunaan peta, maka pengenalan peta sebagai suatu pelajaran sudah berada pada level untuk menentukan tingkat ketelitian peta berikut keterangan yang menyertai pembuatan dan isi peta tersebut.
Pelajaran sekolah yang mengenalkan dan mempelajari peta pada umumnya menggunakan atlas. Mengapa atlas, bukan peta? Adakah perbedaan antara atlas dan peta? Pada dasarnya data yang tertuang pada atlas dan peta memiliki informasi yang sama, yaitu penggambaran tentang keberadaan suatu lokasi di permukaan bumi yang sebenarnya dalam bentuk 3 dimensi kemudian dituangkan dalam bentuk 2 dimensi pada peta/kertas. Informasi yang diperoleh antara lain berupa informasi geografis, batas negara, statistik, geopolitik, sosial, agama, atau ekonomi. Informasi geografis merupakan kumpulan informasi spesifik lainnya yaitu skala, simbol-simbol, indeks peta yang menjelaskan posisi antara satu lembar peta dan lembar lainnya, warna, garis, dan lain-lain. Kumpulan dari beberapa lembar peta apabila dijilid menjadi satu buku maka akan disebut sebagai atlas. Dengan demikian, karena pelajar harus mempelajari peta berbagai negara, atau berbagai kota, maka atlas dunia atau atlas negara merupakan satu pilihan yang efektif.

Memilih Atlas atau Peta
Keputusan untuk menggunakan peta atau atlas tergantung pada luas area yang dicari, dan tentu saja dana yang dimiliki. Peta yang terdiri dari satu lembar untuk tiap-tiap daerah atau kota, pada umumnya relatif lebih murah dibandingkan atlas yang memuat banyak peta dalam satu buku. Contoh peta adalah peta jaringan jalan di Jakarta, di Bandung, atau di Surabaya. Peta-peta ini biasanya dijual per lembar dan memuat informasi yang banyak digunakan dalam bidang pariwisata. Pada umumnya peta dengan informasi yang lebih lengkap memasang harga lebih mahal, sedangkan peta dengan informasi sederhana juga akan memberikan harga yang lebih murah. Saat ini peta dalam bentuk satu lembar kertas dapat memberikan informasi pada kedua sisi kertas. Pada umumnya halaman depan, yaitu halaman yang mempunyai judul peta, memuat informasi wilayah secara global. Misalnya peta Jakarta untuk keseluruhan kota. Sedangkan halaman belakang peta memuat beberapa lokasi penting pada halaman depan peta, dengan informasi yang lebih detil. Namun di pasaran tetap masih ada peta dengan satu halaman depan, sehingga tidak ada keterangan tambahan.
Atlas memberikan informasi yang sama dengan peta, yaitu terdapat atlas yang memberikan informasi lengkap, namun ada juga informasi yang disampaikan sedikit. Sebagai contoh, Atlas Pelajar; Indonesia dan Dunia memberikan informasi sebatas jalan sampai pada tingkat kecamatan berikut nama beberapa kecamatan yang ada di Indonesia, sedangkan untuk tingkat dunia sebatas pada nama negara dan kota-kota besar. Contoh lain tentang atlas yang lengkap yaitu the road atlas; US, Canada and Mexico. Atlas ini memberikan informasi jalan, nama kota sampai kota kecil, jarak, informasi waktu tempuh, dan setiap negara bagian dilengkapi dengan keterangan tambahan yang lebih detil untuk kota-kota besar. Selain itu, atlas tersebut juga memberikan informasi obyek wisata berikut tempat bersejarah yang berada di sepanjang jalan antar negara bagian, serta informasi demografi yaitu jumlah penduduk, luas negara bagian, kota terbesar dalam negara bagian tersebut.
Terdapat dua jenis peta yang saat ini beredar, yaitu peta digital dan peta dalam bentuk kertas atau hardcopy. Sedangkan atlas masih berbentuk hardcopy berupa kumpulan peta yang mempunyai keseragaman informasi dan disatukan menjadi sebuah buku. Saat ini banyak beredar peta digital yang dapat digunakan bersamaan dengan telepon selular, atau handheld GPS, yaitu peralatan yang dapat menerima sinyal dari satelit Global Positioning Systems (GPS) sehingga dapat menentukan posisi obyek. Untuk mendapatkan peta jenis ini melalui pembelian langsung dengan peralatan ponsel atau handheld GPS, maupun dibeli secara terpisah. Peta digital jenis ini lebih mudah dibawa, tergantung dari ukuran peralatan, sehingga lebih efisien. Namun disisi lain, ada juga kelemahan yang harus dipertimbangkan, yaitu pada saat mencari dua atau lebih tempat yang posisinya saling berjauhan, apabila dilihat bersamaan, maka lokasi-lokasi tersebut akan terlihat lebih kecil di peta, bahkan mungkin saja apabila jarak tersebut sangat jauh, akan kelihatan sebagai sebuah titik besar. Untuk memperjelas titik besar tersebut perlu dilakukan zooming sampai pada tingkat tertentu. Lebih jauh lagi, setelah dilakukan zooming pada salah satu lokasi, maka lokasi lainnya tidak tampak di layar, sehingga perlu dilakukan penggeseran tampilan, demikian juga sebaliknya terhadap lokasi lainnya.
Peta digital yang ada di pasaran saat ini terbagi atas beberapa level ketelitian, mulai dari cakupan area luas namun kurang mendetil dalam menggambarkan obyek dalam suatu area, sampai pada peta yang lebih detil tetapi cakupan area terbatas. Misalnya dalam aplikasi jalan untuk area yang mencakup seluruh wilayah Indonesia pasti berbeda tingkat kelengkapan detilnya bila dibandingkan dengan peta serupa pada aplikasi jalan khusus area Jakarta. Untuk aplikasi yang pertama, yang dicantumkan sebatas jalan propinsi, jalan kabupaten, dan jalan penghubung antar kecamatan. Namun pada aplikasi kedua, informasi yang disampaikan dapat berupa jalan kecil misalnya sampai pada tingkat keberadaan jalan buntu atau bahkan gang. Keuntungan lain pada peta digital yaitu dapat ditentukan titik awal dan titik akhir perjalanan, sehingga peta dapat menentukan rute yang sebaiknya ditempuh. Pada beberapa software yang beredar di pasaran, kadangkala terdapat kemampuan untuk menemukan jalan alternatif untuk menempuh perjalanan dari titik pemberangkatan ke titik tujuan, misalnya pada saat rute yang sudah direncanakan terputus, sehingga efisiensi waktu dalam menentukan lama perjalanan dapat diwujudkan.
Apapun bentuk peta atau atlas yang dipilih, baik berupa hardcopy atau digital, kecenderungan yang muncul adalah bahwa kebutuhan peta semakin meningkat, seiring dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti sebuah peta. Namun demikian, kondisi ini akan dapat benar-benar terwujud apabila peta yang dibuat memberikan informasi yang selalu up to date.

Senin, 07 April 2008

Kota yg indah utk difoto



Paris.... hmmm kapan aku bisa menyelesaikan memotret kota ini ya...

Sebagai perbandingan, kalau di Melbourne bisa menyelesaikan obyek wisata utk dipotret dalam waktu seminggu, maka Paris harus disusuri dalam waktu 3 bulan.


Contohnya:

Minggu, 30 Maret 2008

Mengapa harus nasi?

Makan Nasi
Apa yang membuat orang (baca: kami orang Indonesia) selalu merindukan nasi?
Memang nasi yang merupakan makanan pokok sebagian masyarakat Indonesia, tapi apa salahnya kalau hanya untuk menggantinya dengan roti dan daging selama seminggu? Toh nasi atau roti sama-sama mengandung karbohidrat.
Take an example, kita pergi ke suatu negara yang lokasinya jauh dari Indonesia, dan kita mempunyai kesempatan untuk mengenal budaya mereka lebih dekat. Sudah sepantasnya kita mengenalnya dengan lebih mendalam, mengikuti kebiasaan mereka yang tidak merugikan kita. Kebiasaan yang paling sering bersentuhan dengan kita adalah pada saat jamuan makan, terdiri dari makanan dan minuman yang dihidangkan.
Makanan, kenapa lebih mudah merindukan nasi, dengan menghindari makan khas mereka? Dalam hal ini dikisahkan kita berada di Eropa, yang makanannya bukan makanan asing bagi kita, karena “hanya” burger, steak, dll.
Tidak demikian dengan minuman, mengapa kita bahkan mengikuti meminum sesuatu yang mengandung alkohol? Mengapa kalau minuman beralkohol malah digemari?I think, mengapa kita pergi jauh yang hanya sekejap (seminggu mungkin) harus bersusah payah mencari nasi?

So silly.